Selasa, 26 Mei 2009

Refleksi Perkuliahan Filsafat_bagian 2

Kata orang, filsafat itu ilmu yang sulit dipahami. Buat apa belajar filsafat?
Sebelum saya mengikuti perkuliahan filsafat, saya juga berfikir demikian. Namun, setelah saya mengikuti perkuliahan filsafat pendidikan matematika yang diampu oleh Bapak Marsigit, M.A, saya tidak lagi sependapat dengan mereka. Filsafat adalah olah pikir. Hasil olah pikir tersebutlah yang menghasilkan karya-karya yang dapat digunakan oleh banyak orang. Filsafat itu berisi tentang memperbincangkan segala sesuatu yang sebenarnya sangat dekat dengan kehidupan atau lingkungan sekitar kita. Dengan berfilsafat, kita dapat mengasah kepekaan kita. Seperti apa yang telah disampaikan oleh Bapak Marsigit, M.A, kata filsafat itu bisa diletakkan di depan kata apa saja. Misalnya, diletakkan di depan kata matematika, maka menjadi filsafat matematika, jika diletakkan di depan kata belajar, maka menjadi filsafat belajar, jika diletakkan di depan kata pendidikan matematika, maka menjadi filsafat pendidikan matematika, dan lain-lain. Orang yang telah mempelajari filsafat pendidikan matematika jauh lebih kritis dan lebih dapat melihat dan mampu mengetahui segala aspek pendidikan matematika, begitulah apa yang telah disampaikan oleh beliau dalam sebuah elegi-nya.
Dalam perkuliahan ini filsafat pendidikan matematika ini, saya mendapatkan hal-hal baru yanag sebelumnya belum pernah saya dapatkan. Bahkan saya tak menyangka sebelumnya kalau hal tersebut ada. Pada awal perkuliahan, dosen menugaskan kepada mahasiswanya untuk berselancar di dunia maya melalui blog Bapak Marstgit, M.A. Yang saya dapati pertama kali adalah kata “elegi”. Apa itu elegi? Saya bertanya kepada orang-orang di sekitar saya. Mereka juga tidak mengetahui artinya. Sampai suatu saat, saya membuka kamus dan saya mendapati di sana, elegi berarti ratapan kesedihan. Saya semakin tidak tahu maksud apa yang terkandung dalam artikel tersebut. Namun seiring berjalannya waktu, akhirnya terajwablah pertanyaan saya. Elegi di sini menggambarkan betapa sulitnya memahami karya-karya yang beliau tulis.
Metode yang digunakan dalam kuliah ini saya rasa cukup menarik. Di sini mahasiswa diberi kebebasan untuk berpikir, berpendapat, dan berkarya. Dengan diberikan beberapa bacaan dan rujukan sumber belajar, mahasiswa dimotivasi agar mampu berolah pikir. Mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk memperbincangkan matematika dalam bentuk elegi. Dosen memberikan tanggapan kepada mahasiswa. Yang menarik di sini adalah sebagian besar interaksi mahasiswa dengan dosen dilakukan secara online. Setiap mahasiswa diharuskan memiliki blog untuk mempostingkan tugas masing-masing.
Akhir kata, tidak ada yang diciptakan-Nya dengan sia-sia. Semoga kita dapat mengamalkan ilmu yang kita dapatkan agar membawa manfaat bagi umat dan kelak menjadi amal jariyah bagi kita serta guru-guru kita. Amin.

Minggu, 17 Mei 2009

Elegi Perbincangan Matematika

Titik:
Perkenalkan, aku adalah titik.
Kalau kamu tanya "Titik itu apa?", maka aku akan menjawab "Titik adalah titik.
Ya inilah aku.."
Titik 1:
Wahai titik 2, 3, 4, dst, mengapa engkau menyendiri?
Apa yang kalian lakukan?
Titik 2, 3, 4, dst:
Kami sedang berpikir.
Apa yang terjadi jika kami bersatu?
Titik 3:
Kalau begitu, mengapa tidak kita coba saja..
Titik 4:
Baiklah kalau begitu. Mari kita coba saja!
Coba kau titik 1, titik 2, titik 3, dan titik-titik yang lain, kemarilah!
Mari kita berbaris merapat.
Tiba-tiba Orang tua berambut putih datang menghampiri.
Orang tua berambut putih:
Hai, para titik! Apa yang sedang kalian lakukan?
Titik 1:
Kami sedang bereksperimen. Kami sedang berbaris merapat.
Apa yang akan terjadi jika kami berbaris merapat?
Orang tua berambut putih:
Jika kalian berbaris merapat antara titik satu dengan titik-titik yang lain,
maka kalian akan membentuk sebuah garis.
Titik 2:
Bagaimana jika kami berbaris, tapi salah satu dari kami menjadi pangkal dari
barisan titik-titik yang lain?
Orang tua berambut putih:
Apakah ada yang menjadi ujungnya?
Titik 3:
Em..memangnya kalau tidak ada ujungnya, kenapa?
Orang tua berambut putih:
Maka kalian akan menjadi sebuah sinar garis.
Titik 2:
Bagaimana jika kami berbaris, tapi salah satu dari kami menjadi pangkal dari
barisan titik-titik, kemudian titik yang lain menjadi ujungnya?
Orang tua berambut putih:
Maka kalian akan menjadi sebuah ruas garis.
Coba sekarang salah satu dari kalian, memisahkan diri.
Titik 4:
Kita mau ngapain?
Orang tua berambut putih:
Katanya mau eksperimen.. lha ya ini kita coba eksperimen dengan formasi yang
berbeda. Setuju??
Titik 1, 2, 3, dst:
Oke..siap, laksanakan!!
Orang tua berambut putih:
Titik 4 sebagai patokan.
Titik 1, 2, 3, 5, dst berdirilah merapat antara yang satu dengan yang yang
lain. Perhatikan! Kalian usahakan, kalian berdiri dengan jarak yang sama
terhadap titik 4. Dengan demikian, kalian membentuk sebuah lingkaran.
Titik 2:
Ternyata jika kita bersama-sama, akan lebih banyak yang kita hasilkan ya, teman-
teman..
Orang tua berambut putih:
Semoga bermanfaat. Amin..

Rabu, 06 Mei 2009

REFLEKSI PERKULIAHAN FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA

Pada awal mengikuti perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika, saya tidak merasakan suasana yang tidak jauh berbeda dengan perkuliahan Psikologi Belajar Matematika yang telah saya ikuti pada beberapa semester yang lalu. Mata kuliah Filsafat Pendidikan Matematika ini memberikan fasilitas belajar yang sangat berbeda dengan mata kuliah lain. Antara lain belajar mandiri yang difasilitasi blog oleh Dr. marsigit, M.A. selaku dosen pengampu. Melalui blog ini, pertanyaan, komentar, atau tanggapan dapat dikomunikasikan kepada dosen setiap saat. Materi yang tersedia di blog beliau, mampu menjadikan mahasiswa dari beberapa kelas seakan-akan berkumpul dalam satu waktu untuk bersama-sama belajar filsafat.

Akhir kata,
Semoga ilmu yang kita peroleh bermanfaat.. Amin.

Minggu, 03 Mei 2009

SEJARAH PEMIKIRAN PARA FILSUF

Sejarah perkembangan filsafat berkembang atas dasar pemikiran yang telah dibangun sejak abad ke-6 SM. Pembagian periodisasi filsafat barat adalah filsafat kuno, filsafat abad pertengahan, filsafat modern, dan filsafat masa kini (kontemporer).

  1. Filsafat Kuno (650 SM – 1399 M)

Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena bangsa yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Bangsa Yuani juga tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap menerima begitu saja, melainkan menumbuhkan sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis. Sikap kritis inilah yang menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli pikir terkenal sepanjang masa.

Dalam perkembangannya, filsafat kuno terbagi lagi menjadi empat zaman, yaitu:

  1. Permulaan Filsafat Barat di Yunani Kuno (650 SM – 600 SM)

Tokoh-tokoh yang muncul pada masa itu, diantaranya:

  1. Thales (624 SM – 546 SM)

Thales berpendapat bahwa segala sesuatu itu berasal dari air.

  1. Anaximander (611 SM – 547 SM)

Anaximander berpendapat bahwa unsure induk (arche) itu “yang tak terbatas” (to apeiron).

  1. Anaximenes (599 SM – 524 SM)

Anaximenes berpendapat bahwa segala sesuatu itu berasal dari udara.

  1. Heraclitus of Ephesus (540 SM – 460 SM)

Heraclitus of Ephesus berpendapat bahwa segala sesuatu itu berasal dari api.

  1. Pythagoras

Pythagoras dikenal sebagai Bapak Bilangan. Menurutnya,segala sesuatu di dunia ini berhubungan dengan matematika.

  1. Zaman Keemasan Yunani (480 SM – 399 SM), Perang Persia, dan Perang Peloponesia

Tokoh-tokoh yang muncul, antara lain:

  1. Dari golongan Eleatic School (550 SM)

  1. Xenophanes of Colophon

  2. Parmenides of Elea

Menurutnya, segala sesuatu itu bersifat tetap, tidak bergerak.

  1. Zeno of Elea

Ia dijuluki oleh Aristotle sebagai penemu dialektik. Sedangkan Russell menyatakan ia telah menyebabkan didirikannya logika modern. Ia paling terkenal dengan paradoksnya.

  1. Dari golongan pluralis (500 SM)

  1. Empedocles (490 SM – 430 SM)

Menurutnya, materi terdiri atas 4 unsur dasar yang ia sebut sebagai akar, yaitu air, tanah, udara, dan api. Lalu ia tambahkan satu unsur lagi, yaitu cinta.

  1. Anaxagoras (500 SM – 428 SM)

  1. Dari golongan atomis (450 SM)

  1. Democritus (460 SM – 370 SM)

Ia adalah orang pertama yang menyatakan bahwa galaksi Bimasakti merupakan kumpulan cahaya gugusan bintang yang letaknya saling berjauhan. Ia juga mengembangkan teori mengenai atom sebagai dasar materi.

  1. Leucippus

Tokoh-tokoh di atas dikenal sebagai filsuf alam.

  1. Dari golongan Sophists (400 SM)

Golongan ini merupakan golongan orang yang pandai berpidato. Pada zaman ini, lahir tokoh-tokoh filsafat yang juga termasuk dalam periode metafisik, yaitu:

  1. Protagoras

Menurutnya, manusia adalah ukuran untuk segala-galanya.

  1. Gorgias

  1. Zaman Keruntuhan Kerajaan Yunani dan Zaman Helinitis

Tokoh yang muncul pada zaman keruntuhan kerajaan Yunani - zaman Helinitis yang termasuk dalam periode metafisik, antara lain:

  1. Socrates (470 SM – 399 SM)

Menurutnya, yang benar dan yang baik harus dipandang sebagai nilai-nilai objektif yang dijunjung tinggi oleh semua orang.

  1. Plato (428 SM – 347 SM)

Menurutnya, realitas seluruhnya terbagi menjadi dua dunia, yaitu dunia jasmani (pengalaman) dan dunia ide.

  1. Aristotle (384 SM – 322 SM)

Menurutnya, ada tiga macam abstraksi (aktivitas rasional dimana seseorang memperoleh pengetahuan), yaitu abstraksi fisis, matematis, dan metafisis.

Sedangkan yang termasuk dalam periode etik adalah:

  1. Stoicism, dengan tokohnya Zeno (336 SM – 264 SM)

Aliran ini menyatakan penyangkalan adanya “ruh” dan “materi”.

  1. Epicureanism, dengan tokohnya Epicurus (342 SM – 270 SM)

Aliran ini menyatakan bahwa segala-galanya terdiri atas atom-atom yang senantiasa bergerak.

  1. Skepticism, dengan tokohnya Pyrrho of Elis (365 SM – 275 SM)

Aliran ini menyatakan adanya kesangsian, tidak mungkin mencapai kepastian.

  1. Eclecticism, dengan tokohnya Antiochus.

Tokoh-tokoh dalam bidang ilmu pengetahuan yang juga termasuk dalam periode etik antara lain:

  1. Euclid (300 SM)

Menurutnya, ilmu adalah deduksi. Ia juga membuat buku geometri Euclid.

  1. Archimedes (287 SM – 212 SM)

Ia menemukan bilangan phi.

  1. Appollonius (260 SM – 200 SM)

  2. Ia terkenal dengan irisan kerucutnya.

  3. Ptolemy

  1. Zaman Kerajaan Romawi (146 SM – 192 M)

Pada zaman ini, filsafat yang berkembang adalah filsafat agama. Tokohnya:

  1. Philo dari Alexandria (30 SM – 50 M) berasal dari The Judaic – Alexandria School

  2. Ammonius Saccas dari Alexandria, Plotinus, dan St. Augustine Erigena berasal dari The Neo – Platonik School

Menurut paham ini, segala sesuatu berasal dari yang satu dan ingin kembali kepad-Nya. Seluruh filsafat dalam aliran ini berkisar pada Allah sebagai yang satu.

  1. Apollonius of Tiana berasal dari The Neo – Pythagorean School

  1. Filsafat Abad Pertengahan (815 M – 1600 M)

Abad ini ditandai dengan tampilnya para teolog di lapangan ilmu pengetahuan. Perbedaan abad ini dengan abad sebelumnya sangat mencolok. Perbeadaan initerutama terletak pada dominasi agama.

  1. Zaman Kegelapan (566 M – 1095 M)

Pada zaman ini berkembang filsafat skolastik. Tokohnya John Scotus Erigena. Sedangkan tokoh lain dari golongan mistik adalah St. Peter Damian (1007 M – 1072 M) dan St. Bernard of Clairvaux (1091 M – 1153 M).

  1. Zaman Pertengahan

Pada zaman ini juga masih berkembang filsafat skolastik. Tokohnya antara lain:

  1. Albert Magnus (1193 M – 1280 M)

  2. Roger Bacon (1214 M – 1249 M)

  3. St. Bonaventure (1221 M – 1274 M)

  4. St. Thomas Aquinas (1225 M – 1274 M)

Ia berpendapat bahwa suatu hokum yangbertentangan dengan hokum moral kehilangan kekuatannya.

  1. John Duns Scotus

Ia adalah perintis jalan filsafat pada abad XIV.

  1. William of Ockham (1249 M)

Ia adalah generasi penerus John Duns Scotus.

Tokoh dari golongan dialektis adalah St. Anselm (1033 M – 1109 M), Peter Abelard (1079 M – 1142 M), dan John of Salisbury (1110 M – 1182 M)

  1. Zaman Renaissance (1304 M – 1576 M) dan Zaman Reformasi (1517 M – 1564 M)

Zaman ini ditandai sebagai era kebangkitan kembali pemikiran yang bebas dari dogma-dogma agama. Pada zaman ini berkembang filsafat humanis. Renaissance adalah zaman peralihan ketika kebudayaan abad pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Penemuan ilmu pengetahuan modern sudah mulai dirintis pada zaman ini, salah satunya ilmu dalam bidang astronomi. Tokohnya Master Eckhart (1260 M – 1327 M) dan Niccolo Machiavelli (1469 M – 1527 M). Sedangkan tokoh yang beraliran humanis adalah Nicholas of Cusa (1401 M – 1464 M), Bernardio Telesio (1509 M – 1588 M), Giorano Bruno (1548 M – 1600 M), dan Tommaso Campanelia (1568 M – 1639 M).

  1. Filsafat Modern dan Filsafat Masa Kini (Kontemporer)

Zaman ini ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah. Sangat banyak aliran filsafat yang berkembang pada zaman ini, yaitu:

  1. Empiris

Aliran ini berpendapat bahwa sumber utama pengenalan adalah pengalaman. Tokoh-tokohnya:

  1. Francis Bacon (1561 M – 1626 M)

    Menyatakan bahwa:

    * ilmu itu kalau terbebas dari idol.

* pengetahuan dicapai dengan induksi

* yang penting dari segala sesuatu adalah guna.

  1. Thomas Hobbes (1561 M – 1626 M)

    Menyatakan bahwa persentuhan dengan indra menjadi pangkal dan sumber pengetahuan.

  2. John Locke (1561 M – 1626 M)

    Menyatakan bahwa jiwa manusia lahir dalam keadaan putih bersih (tabularasa).

  3. Issac Newton (1561 M – 1626 M)

    Terkenal dengan teori gtavitasinya.

  4. George Berkeley (1685 M -1753 M)

    Menyatakan bahwa ilmu adalah tipuan belaka.

  5. David Hume (1711 M – 1776 M)

    Menyatakan ilmu adalah totalitas dari pengalaman.

  1. Rasinalis

Adalah metode pembuktian pernyataan yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang abstrak dan universal. Tokoh-tokohnya:

  1. Rene Descartes (1596 M – 1650 M)

    Menurutnya, ilmu adalah keragu-raguan. Ia adalah bapak filsuf modern, yang juga ahli dalam ilmu pasti. Ia berhasil menemukan sistem koordinat yang terdiri atas dua garis lurus x dan y dalam bidang datar.

  2. Benedict Spinoza (1632 M -1677 M)

  3. Nicholas de Malebranche (1538 M - 1715 M)

  4. Blaise Pascal (1623 M – 1662 M)

  5. Gottfried W. von Leibnitz (1646-1716)

Menurutnya, kebenaran terdiri atas 2 bagian, yaitu kebenaran berdasarkan pengalaman dan kebenaran berdasarkan akal manusia.

  1. Pencerahan

Ditandai dengan kekuasaan raja yang absolut dapat dihapuskan dan digantikan dengan pemerintahan yang demokratis. Tokohnya:

  1. Baron terkenal dengan “Trias Politika”, yaitu susunan negara yang baik adalah pemisahan eksekutif,legislatis,dan yudikatif.

  2. Jean Jacques Rousseau (1712 M – 1778 M)

  3. Voltaire (1694 M – 1778 M)

  1. Kantian Criticism

  2. Tokohnya Immanuel Kant (1724 M – 1804 M)
  3. Idealis

      Tokohnya:

    1. Johann Fichte (1762 M -1814 M)

    2. Friedrich W. von Schelling (1775 M – 1854 M)

    3. Friedrich Schleiermacher (1768 M – 1834 M)

    4. Georg Hegel (1779 M – 1831 M)

    5. Johann Herbart (1776 M – 1841 M)

    6. Arthur Schopenhauer (1788 M – 1860 M)

    7. Rudolph Herman Lotze (1817 M – 1881 M)

    8. Gustav Theodor Fechner (1801 M – 1887 M)

  4. Positivis

Pemikiran setiap manusia, setiap ilmu, dan suku bangsa manusia pada umunya melewati tiga tahap,ayaitutahap teologis, metafisis, dan positif ilmiah.

  1. Eksistensialis

Filsafat yang memandang segala sesuatu dengan berpangkal kepada eksistensi-eksistensi adalah cara menusia berada di dalam dunia.

  1. Fenomenologi

Fenomenologi mengenalakn gejala-gejala dengan menggunakan intuisi Fenomenologi merupakan aliran yang membicarakan fenomena atau sesuatu yang menampakkan diri.

  1. Pragmatis

Adalah aliran yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat. Akibatnya yang bermanfaat secara praktis.

  1. Psikoanalisis

Tokoh yang terkenal adalah Sigmund Freud (1856 M – 1939 M)

  1. Intuisionis

  2. Neo-Positif

        Tokohnya:

  1. Ernst Mach (1838-1016)

  2. Rudolf Carnap (1891-1970)

  3. Ludwig Wittgenstein (1889-1951)

  4. John Wisdom (1904-1993)

  5. Willard Van Orman Quine (1908-2000)

  6. Max Black (1909-1988)

  7. Alfred J. Ayer (1910-1989)

  8. Moritz Schlick (1882-1936)

  1. Evolusionis

  2. Utilitarianis

John stuart Mill menyatakan bahwa ilmu adalah manfaat.

  1. German PsycologismWilhelm Wundt (1832-1920)

  2. Filosofi Hermeneutis

  3. Cultural Theory, Structuralism, Postmodernism, dan Deconstructionism

  4. Critical Rasionalism

      Tokohnya: Karl Popper (1902-1994)

  5. The New Idealism

        Tokohnya:

  1. Thomas Hill Green (1836-1882)

  2. Francis Herbert Bradley (1846-1924)

  3. Bernard Bosanquet (1848-1923)

  4. Benedetto Croce (1866-1952)

  5. Giovanni Gentile (1875-1944)